Dipanggil untuk Bekerja

Photo by Fox on Pexels.com

Artikel kedua dari seri artikel “Mencintai dunia dengan penuh Hasrat,” suatu renungan  terinspirasi dari kumpulan homili St. Josemaria Escriva yang dibukukan dan berjudul “In Love with The Church.”

Apabila kita merenungkan kehidupan Tuhan Yesus, segera kita dapat menyadari bahwa sebagian besar keberadaan-Nya di dunia dihabiskan di dalam suatu desa kecil, yang bahkan situasi ini tidak disadari oleh bangsa-Nya sendiri. Tradisi Gereja meyakini bahwa Yesus menjalani kehidupan sebagai orang biasa selama 30 tahun masa hidupnya, sebelum memulai tiga tahun menjalani misi penyebaran Injil hingga pengorbanan-Nya di kayu salib. Saat jemaat sangat terkesan dengan hikmat yang dimiliki-Nya, Ia dikenali oleh penduduk Nasaret oleh karena pekerjaan/profesi-Nya: “Bukankah Ia ini tukang kayu?”[1] Mereka telah melihat Yesus bekerja setiap hari, selama bertahun-tahun, sehingga mereka menekankan pada pekerjaan-Nya.[2]

Apabila kita membaca Injil dan merenungkan khotbah Yesus dan berbagai perumpamaan yang digunakan-Nya, kita dapat menyadari bahwa Yesus sangat mengenal betul semua pekerjaan duniawi. Ia mengetahui semua itu seperti halnya Ia telah melakukan semua itu sendiri sehingga Ia banyak menggunakan contoh orang bekerja. Dalam tahun-tahun kehidupan tersembunyi-Nya di Nasaret, Yesus mengajarkan kepada kita nilai dari hidup awam sebagai suatu jalan kekudusan. Hidup di dunia adalah suatu hal yang diinginkan Tuhan untuk bagian terbesar dari anak-anak-Nya.[3]

Sejak awal mula penciptaan, Tuhan menginginkan manusia untuk bekerja. Karya manusia adalah tindakan langsung dari manusia yang diciptakan menurut citra Allah.[4] “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kej 2:15) Bekerja adalah panggilan sejati dari manusia, suatu berkat dari Tuhan, dan merupakan suatu kesalahan yang menyedihkan untuk memandang kerja penuh letih payah itu adalah suatu hukuman.[5] Bekerja menjadi tugas yang tidak dapat dihindari sebagai seorang Kristen. Justru kerja menjadi sarana untuk mempertahankan diri kita dari semua musuh Gereja dan untuk menarik banyak jiwa, lewat prestise profesional kita.[6]

Kerja adalah perintah Tuhan, dan kita harus menuruti perintah Tuhan, seperti sang Pemazmur katakan, dengan sukacita.[7]  Walaupun kita berada di bawah kewajiban untuk bekerja, kita harus melakukannya dengan rasa tanggung-jawab, dengan cinta dan ketekunan, tanpa lalai dan sembrono. Lalu kerja seperti apa yang diminta Tuhan untuk kita lakukan? Semua pekerjaan yang bermakna, mulia, dan jujur dalam tingkatan manusiawi, dapat … dan harus diangkat ke tingkat supernatural, menjadi suatu tugas kudus.[8]  

Dengan bekerja, selain  kita menghargai anugerah dan talenta   yang diterima dari Allah sang Pencipta, kita juga ikut andil dalam karya penebusan-Nya. Kerja juga berarti kita memikul salib kita masing-masing dan membuktikan kita sebagai murid-murid Kristus. Pekerjaan dapat menjadi sarana pengudusan dan dapat meresapi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus.[9] 

Sungguh tidak ada alasan untuk menjadi tidak produktif.[10] Kita ingat bagaimana Tuhan Yesus mengutuk pohon ara yang berdaun lebat namun tidak berbuah (Mrk 11:12-14). Kita mungkin punya segudang alasan untuk tidak menjalankan kerja kita dengan penuh usaha. Mungkin kita beralasan karena saya kurang sehat, saya tidak memiliki bakat, kondisinya tidak mendukung, atau waktunya tidak tepat, seperti halnya yang dikatakan penginjil Markus mengenai kondisi saat itu dimana memang bukan musim buah ara (Mrk 11: 13). Kerja yang kita lakukan haruslah berbuah, dan buahnya harus baik, memberi manfaat, sehingga dapat melayani Tuhan. Sungguh kita ingin bahwa di balik dedaunan yang kita miliki dan banggakan, ada buah di sana yang dapat melegakan rasa lapar Tuhan kita.  Maka bukan kutuk yang kita dapat, namun semoga berkat dari Tuhan yang kita peroleh untuk persembahan kerja kita.

Tuhan telah memberikan semua sarana dan rahmat untuk kita bisa bekerja dengan baik. Mari kita berdoa supaya kita dapat bekerja secara heroik, yang terbukti berbuah kemuliaan bagi Tuhan.


[1] Mrk 6:3

[2] Francis Fernandez, In Conversation with God, 1, 46

[3] St. Josemaria Escriva. Christ is Passing by. 110

[4] Katekismus Gereja Katolik (KGK). 2427

[5] St. Josemaria Escriva. Alur (Furrow). 482

[6] Ibid. 483

[7] St. Josemaria Escriva. Forja (The Forge). 681

[8] Ibid. 687

[9] KGK. 2427

[10] St. Josemaria Escriva. Friends of God. 51

Satu tanggapan untuk “Dipanggil untuk Bekerja”

  1. Inspiratif.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: